Peristiwa memilukan terjadi di Kampung Pandangeyan, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Seorang balita bernama Raya (4) meninggal dunia pada 22 Juli 2025 akibat infeksi cacingan (cacing gelang) yang parah, diduga diperparah oleh penyakit tuberkulosis (TBC). Pengumuman resmi mengenai kejadian ini baru sampai ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada 18 Agustus 2025—tepat saat provinsinya merayakan ulang tahun ke-80. Informasi ini dilansir dari Kompas.id.
Mendengar kabar tersebut, Gubernur Dedi menyampaikan rasa prihatin yang mendalam. “Saya menyesalkan kejadian ini dan menyampaikan permohonan maaf karena masih adanya kasus kematian akibat cacingan di Jawa Barat,” kata Dedi dalam pernyataannya pada Rabu (20/8/2025), yang dimuat di Kompas.id.
Daftar Isi
Kondisi Keluarga dan Penyakit yang Menyelimuti: Cacing Gelang
Raya diasuh oleh sang nenek karena kedua orangtuanya berpenyakit. Ibunya, Endah (38), diduga mengalami gangguan jiwa; sedangkan ayahnya, Udin (32), mengidap TBC.
Lingkungan tempat tinggal yang kurang sanitasi, terutama kolong rumah yang dijadikan kandang ayam, menambah risiko infeksi parasit.
Gubernur menegaskan bahwa kemungkinan besar kontak dengan kotoran ayam turut memperparah kondisi kepada anak itu. Informasi lebih lanjut mengenai kondisi keluarga ini juga dilaporkan oleh Kompas.id.
Kini, semua sanak keluarga Raya telah dipindahkan ke Bandung untuk menjalani perawatan lanjutan di Rumah Sakit Welas Asih.
Kronologi Penanganan di RSUD Syamsudin
Menurut penuturan pihak RSUD Syamsudin di Sukabumi melalui Humas RS, Raya dibawa dalam kondisi tidak sadar ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan kemudian dirawat di ruang PICU pada 13 Juli 2025.
Saat diperiksa, ditemukan bahwa kondisi vitalnya menurun, hingga akhirnya dipasang infus dan penerapan observasi ketat.
Infeksi kian memburuk saat ditemukan cacing keluar dari hidung dan anus anak mungil itu, menandakan bahwa parasit sudah menyebar ke sistem saraf pusat.
Dr. Irfan dari bagian humas merinci bahwa “penyebab kematian bukan semata karena infeksi cacing gelang, tetapi juga komplikasi tuberkulosis”, laporan yang juga dikutip dalam pemberitaan Kompas.id.
Parahnya lagi, selama sembilan hari perawatan terjadi kesulitan dalam hal pembiayaan.
Rumah Teduh Sahabat Iin—lembaga sosial yang pertama kali mendampingi keluarga, mengungkap bahwa Raya belum terdaftar sebagai peserta BPJS.
Permohonan bantuan ke Dinas Sosial maupun Dinas Kesehatan setempat belum membuahkan hasil. Akibatnya, beban biaya pengobatan sebesar Rp 23 juta harus ditanggung oleh lembaga tersebut, sebagaimana dilaporkan Kompas.id.
Cermin dari Kemiskinan dan Sanitasi Buruk
Kasus kepergian Raya ini sekali lagi menekankan keterkaitan antara kemiskinan, sanitasi, dan penyakit menular larva.
Di daerah tropis seperti Indonesia, infeksi cacing, seperti cacing gelang dan tambang yang masih banyak terjadi, terutama pada anak-anak yang tinggal di kawasan dengan sanitasi buruk dan pengetahuan terbatas mengenai higiene.
WHO mencatat bahwa hingga tahun 2019 terdapat lebih dari 820 juta orang terinfeksi dan lebih dari 500 ribu kematian per tahun akibat penyakit ini.
Di Indonesia prevalensinya bervariasi—mulai dari sekitar 2,5% hingga di atas 60% tergantung daerahnya. Kompas.id sebelumnya juga pernah menyoroti hal ini dalam artikel-artikel terkait kesehatan masyarakat.
Infeksi cacingan tidak hanya menghambat pertumbuhan, tetapi juga menurunkan kecerdasan, prestasi akademik, dan produktivitas jangka panjang, implikasi serius yang harus diantisipasi.
Infeksi Cacing Gelang: Ancaman Senyap di Balik Keseharian
Ya! menurut Tim Toprankmedia.id, Kasus ini menjadi pengingat keras tentang bahaya infeksi cacing gelang, terutama bagi anak-anak yang tinggal di wilayah dengan sanitasi lingkungan yang kurang memadai.
Dilansir dari DetikJabar (19/8/2025), cacing gelang adalah salah satu jenis cacing parasit usus yang paling umum menyerang manusia.
Penularan terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi telur cacing, atau melalui kontak dengan tanah yang terinfeksi.
Ketika jumlah cacing dalam tubuh sudah sangat banyak, dampaknya bisa sangat fatal. Infeksi berat dapat menyebabkan:
- Anemia karena cacing menyerap nutrisi dari tubuh inang.
- Gangguan tumbuh kembang akibat kekurangan gizi.
- Gangguan pencernaan kronis, seperti perut kembung, diare, atau nyeri perut.
- Kematian, bila tubuh sudah tidak mampu lagi melawan infeksi.
Seorang epidemiolog, seperti dilansir Tempo (20/8/2025), menegaskan bahwa ancaman infeksi ini sering kali tidak disadari masyarakat karena gejalanya mirip dengan masalah kesehatan umum, padahal risikonya sangat serius bila diabaikan.
Pentingnya Gizi dan Kebersihan Lingkungan
Kematian Raya sekaligus membuka mata banyak pihak tentang pentingnya pencegahan sejak dini.
Sistem imun yang kuat melalui pemberian gizi seimbang serta kebiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan menjadi faktor kunci dalam melawan infeksi cacing.
Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan cacing gelang antara lain:
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah beraktivitas di luar.
- Mencuci bersih sayuran dan buah sebelum dikonsumsi.
- Memasak makanan hingga matang sempurna.
- Memakai alas kaki saat keluar rumah untuk menghindari kontak dengan tanah terkontaminasi.
- Pemberian obat cacing rutin, terutama bagi anak-anak, sesuai rekomendasi tenaga kesehatan.
Respons Pemerintah dan Tenaga Medis, Kasus Cacing Gelang
Merespons kejadian ini, Gubernur Dedi berencana menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian dari aparat desa, puskesmas, maupun dinas kesehatan setempat. Jika ditemukan unsur kelalaian, kata Dedi, akan ada sanksi yang layak diberikan, sebagaimana dijelaskan Kompas.id.
Lebih lanjut, Gubernur Jabar ini berencana membentuk sistem koordinator kepala desa di setiap kecamatan untuk mempercepat penanganan kejadian mendadak. “Pelaporan kasus harus lebih cepat dan sistematis, mulai dari masyarakat, desa, kecamatan, hingga ke kabupaten dan provinsi,” tambahnya—ditulis dalam laporan Kompas.id.
Kasus ini kini menjadi perhatian serius tenaga medis dan pemerintah daerah Sukabumi.
Melansir dari UMJ News, berbagai langkah cepat direncanakan, mulai dari penyuluhan kesehatan di masyarakat, pemeriksaan rutin di posyandu dan sekolah, hingga program pengobatan massal cacingan.
Kartini, seorang tenaga kesehatan setempat, menyebutkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya obat cacing.
“Padahal, obat cacing itu murah dan mudah diakses, tapi sering kali dianggap sepele. Akibatnya, kasus seperti ini masih bisa terjadi,” ujarnya.
Seruan Kewaspadaan terhadap Parasi Cacing Gelang
Masyarakat kini diimbau lebih waspada. Gejala infeksi cacing gelang pada anak, seperti tubuh kurus, mudah lelah, perut buncit, dan gangguan pencernaan, harus segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan medis.
Dengan deteksi dini dan penanganan tepat, kasus kematian akibat cacingan sebenarnya bisa dicegah.
Kisah tragis Raya bukan hanya duka keluarga, tetapi juga peringatan nasional agar lebih peduli terhadap kesehatan dasar anak-anak Indonesia.
Sebab, penyakit yang terlihat sederhana seperti cacingan bisa berubah menjadi ancaman mematikan bila diabaikan.
toprankmedia.id selalu hadir memberikan berita VIRAL, informasi terupdate, dan ulasan terpercaya seputar TOP 10 Brand yang relevan dengan kehidupan Anda. Ikuti selalu update terbaru dari kami, karena kami hadir untuk membuat Anda selalu #UpToDate.