Minggu lalu, Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan pertama mengenai potensi risiko gempa besar di sepanjang pantai Pasifik, menyusul gempa yang mengguncang pulau utama selatan, Kyushu. Peringatan tersebut menunjukkan kemungkinan terjadinya gempa Bumi megathrust yang dapat menyebabkan getaran hebat dan tsunami besar. Tapi bagaimana penjelasan lengkap dan fakta yang akurat tentang Gempa Bumi ini? Simak ulasannya sampai habis hanya di Toprank Media, ya!
Daftar Isi
Apa Itu Gempa Bumi Megathrust?
Gempa bumi megathrust terjadi di zona subduksi, yaitu daerah di mana satu lempeng tektonik menyusup di bawah lempeng lainnya. Fenomena ini biasanya melibatkan lempeng samudera yang menyusup di bawah lempeng benua. Ketika gesekan antara kedua lempeng ini cukup besar, energi yang terakumulasi dapat dilepaskan secara tiba-tiba, menghasilkan gempa bumi yang sangat kuat.
Gempa megathrust dikenal dengan magnitude yang sangat tinggi, seringkali lebih dari 8,0 pada skala Richter. Dalam beberapa kasus, gempa ini bisa mencapai magnitude 9,0 atau lebih, yang membuatnya menjadi salah satu jenis gempa bumi dengan kekuatan terbesar yang dapat terjadi.
Dan ya, Gempa bumi megathrust adalah salah satu fenomena geologi paling kuat dan menakutkan yang dapat terjadi di Bumi. Berbeda dari gempa bumi biasa, gempa megathrust melibatkan pergeseran besar pada batas lempeng tektonik yang dapat menyebabkan dampak yang sangat luas dan merusak. Artikel ini akan menjelaskan apa itu gempa megathrust, bagaimana ia terjadi, dan dampaknya terhadap lingkungan serta manusia.
Peringatan tentang Gempa Bumi Megathrust
Ya! Akhir-akhir ini memang sedang ramai peringatan mengenai perbincangan dan peringatan yang sedang hangat tentang Gempa Bumi Megathrust. Sebagai informasi, Dilansir dari beberapa laman internet dinyatakan bahwa peringatan ini dikeluarkan setelah gempa berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) mengguncang Laut Hyūganada di Prefektur Miyazaki, Pulau Kyushu pada Kamis (8/8/2024).
Nah, Gempa megathrust Nankai yang dimaksud sebenarnya sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Untuk diketahui, sumber gempa megathrust Nankai terletak di sebelah timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki di Jepang Selatan.
Megathrust Nankai merupakan salah satu zona ‘seismic gap’, yaitu area potensial untuk gempa besar yang belum mengalami aktivitas signifikan dalam puluhan hingga ratusan tahun terakhir. Saat ini, zona tersebut diduga sedang mengalami akumulasi tegangan atau stress di kerak bumi.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, “Zona Megathrust Nankai sangat aktif. Berdasarkan data sejarah, zona ini dapat memicu gempa dahsyat dengan magnitudo M8,0 hingga lebih besar setiap satu atau dua abad.”
Palung Nankai terdiri dari beberapa segmen megathrust. Jika semua segmen tersebut tergelincir sekaligus, para ilmuwan Jepang percaya bahwa palung ini bisa menghasilkan gempa dengan kekuatan hingga M9,1.
Daryono menambahkan bahwa kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai serupa dengan yang dirasakan ilmuwan Indonesia terhadap Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9). “Gempa di kedua segmen ini bisa terjadi kapan saja, mengingat sudah ratusan tahun tidak terjadi gempa besar,” ungkapnya.
Bagaimana dengan Indonesia, Apakah Terdampak?
Namun, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir, karena BMKG dapat memantau peristiwa tersebut secara real-time. “Kami bisa melakukan analisis dengan cepat dan memodelkan potensi tsunami menggunakan sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System). Dengan demikian, BMKG akan segera menyebarluaskan informasi gempa dan peringatan dini tsunami ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya bagian utara,” jelas Daryono yang Toprank Media lansir dari CNBC Indonesia.
Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG telah menyiapkan sistem monitoring, pemrosesan, dan diseminasi informasi gempa serta peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat.
Tentu saja, BMKG juga telah melakukan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, dan pemodelan tsunami untuk pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, serta infrastruktur kritis seperti pelabuhan dan bandara pantai.
Lalu Bagaimana Proses Terjadinya Gempa Megathrust?
1. Akumulasi Stres
Selama waktu yang sangat lama, lempeng tektonik yang terlibat dalam zona subduksi mengalami gesekan dan akumulasi stres. Stres ini terjadi karena lempeng yang bergerak saling menekan dan menempel satu sama lain.
2. Pelepasan Energi
Ketika batas kekuatan gesekan antara lempeng terlampaui, energi yang terkumpul dilepaskan secara mendalam. Proses ini menghasilkan getaran hebat yang menyebar ke seluruh permukaan Bumi, menyebabkan gempa bumi besar.
3. Perubahan Struktur Bumi
Selain menghasilkan getaran, gempa megathrust sering menyebabkan perubahan signifikan pada struktur geologi daerah sekitarnya, termasuk peningkatan aktivitas vulkanik dan perubahan pada pola aliran sungai.
Dampak Gempa Megathrust
Gempa bumi megathrust memiliki dampak yang sangat besar dan sering kali merusak. Beberapa dampak utama dari gempa ini meliputi:
1. Kerusakan Infrastruktur
Bangunan, jembatan, dan jalan bisa mengalami kerusakan parah atau runtuh akibat getaran kuat dari gempa. Ini dapat mengakibatkan gangguan besar dalam kehidupan sehari-hari dan ekonomi lokal.
2. Tsunami
Gempa megathrust sering kali memicu tsunami besar karena pergeseran besar di dasar laut. Tsunami ini bisa menyebabkan kerusakan yang luas di daerah pesisir, mengakibatkan kerugian besar dalam hal korban jiwa dan harta benda.
3. Perubahan Lingkungan
Perubahan pada permukaan bumi dan aktivitas vulkanik yang meningkat dapat menyebabkan perubahan besar pada ekosistem dan habitat alami.
4. Korban Jiwa dan Kesehatan
Kerusakan yang parah dan tsunami dapat mengakibatkan banyak korban jiwa. Selain itu, dampak psikologis dari bencana semacam ini bisa sangat besar, mempengaruhi kesehatan mental dan emosional korban.
Mitigasi Resiko terhadap Gempa Bumi Megathrust
Untuk mengurangi risiko dan dampak dari gempa bumi megathrust, beberapa langkah dapat diambil, antara lain:
1. Pembangunan yang Tahan Gempa
Desain bangunan dan infrastruktur yang tahan terhadap getaran gempa bumi dapat mengurangi kerusakan dan korban jiwa.
2. Sistem Peringatan Dini
Mengembangkan sistem peringatan dini untuk tsunami dan gempa bumi dapat membantu masyarakat mempersiapkan diri dan mengurangi dampak bencana.
3. Edukasi dan Kesadaran
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang gempa bumi megathrust di masyarakat dapat membantu mereka lebih siap menghadapi bencana dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
Gempa bumi megathrust adalah salah satu contoh kekuatan alam yang sangat besar dan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. Dengan pemahaman yang lebih baik dan persiapan yang tepat, kita dapat meminimalkan dampak dari fenomena ini dan melindungi kehidupan serta harta benda dari ancaman yang ditimbulkannya.
Dan untuk Anda yang ingin mendapatkan update terpercaya seputar News, Movie, Education, Otomotif, Electronic, Interior, Lifestyle, Finance, Beauty, Internet, Travel, Health dan Food, Anda dapat terus pantau toprankmedia.id. Disini, kami selalu menghadirkan informasi terkini dan terpercaya yang pastinya bermanfaat bagi Anda. Jangan lewatkan konten menarik lainnya hanya di toprankmedia.id!
Share this:
- Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
- Click to share on X (Opens in new window) X
- Click to share on Telegram (Opens in new window) Telegram
- Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
- Click to print (Opens in new window) Print
- Click to share on X (Opens in new window) X