Hari Raya Waisak adalah momen sakral bagi umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Peringatan ini bukan hanya mengenang kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddharta Gautama, tetapi juga menjadi wujud nyata harmoni spiritual dan budaya yang tercermin dalam beragam tradisi unik. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai tradisi Waisak di Indonesia, yang dirayakan dengan khidmat dan penuh makna.
Tradisi Waisak di Indonesia dan Rangkaian Acaranya
Hari Raya Waisak di Indonesia bukan sekadar perayaan keagamaan, melainkan juga sebuah wujud harmonisasi antara spiritualitas dan kekayaan budaya yang telah terjalin sejak puluhan tahun. Momen ini memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha-kelahiran, pencerahan, dan wafatnya-yang dirayakan dengan berbagai tradisi khas yang sarat makna dan nilai luhur.
Dari ritual pengambilan air suci dan api Dharma hingga prosesi kirab yang khidmat, setiap tradisi mencerminkan kedalaman penghayatan serta semangat kebersamaan umat Buddha di tanah air.
Berikut ini adalah enam tradisi Waisak di Indonesia yang menunjukkan betapa kaya dan berwarnanya perayaan ini dalam menggabungkan nilai spiritual dan budaya masyarak
1. Tri Suci Waisak di Candi Borobudur, Magelang
Tradisi utama dan paling ikonik adalah perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur, Magelang. Sejak tahun 1929, kompleks candi Buddha terbesar di dunia ini menjadi pusat perayaan Waisak nasional. Ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru negeri dan mancanegara berkumpul untuk mengikuti serangkaian ritual suci yang berpusat di tiga candi: Mendut, Pawon, dan Borobudur.
Rangkaian acara meliputi:
- Pengambilan Air Berkat dan Api Dharma: Air suci diambil dari mata air Jumprit di Temanggung, dan api abadi dari Mrapen, Grobogan. Keduanya kemudian disakralkan di Candi Mendut.
- Prosesi dari Candi Mendut ke Borobudur: Umat Buddha berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Prosesi ini melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.
- Puja Bakti dan Meditasi: Umat Buddha melakukan puja bakti dan bermeditasi untuk merenungkan ajaran Buddha.
- Pradaksina: Umat mengelilingi Candi Borobudur searah jarum jam sambil memanjatkan doa.
- Pelepasan Lampion: Ribuan lampion diterbangkan ke langit sebagai simbol harapan, doa, dan pelepasan diri dari kegelapan batin.
2. Pawai Waisak, Pekanbaru
Di Pekanbaru, Waisak dirayakan dengan pawai meriah yang memadati jalan-jalan utama kota. Pawai ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga keagamaan Buddha, organisasi Tionghoa, dan sekolah-sekolah. Arak-arakan barongsai, replika Buddha, dan mobil berhias lampu warna-warni memeriahkan suasana, sebagai wujud penghormatan kepada Sang Buddha dan harapan akan berkah.
3. Festival Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi menjadi pusat perayaan Waisak terbesar kedua setelah Borobudur. Rangkaian kegiatan meliputi ritual sakral mengelilingi kompleks candi, sembahyang, dan pelepasan lampion. Selain itu, diadakan bazar makanan dan festival band untuk memeriahkan acara dan melibatkan masyarakat umum.
4. Perayaan Waisak di Klenteng Ancol, Jakarta
Klenteng Ancol, vihara tertua di Jakarta, menggelar perayaan Waisak yang lebih sakral dan khusyuk. Umat Buddha yang datang akan membakar dupa, menyalakan lilin, dan berdoa sambil diiringi musik khas. Suasana khidmat ini mencerminkan penghormatan mendalam terhadap ajaran Buddha.
5. Kirab Agung Amisa Puja, Yogyakarta
Di Yogyakarta, tradisi Kirab Agung Amisa Puja dilakukan dengan berjalan beriringan menggunakan pakaian adat Jawa sambil membawa patung Buddha.Mereka berjalan menuju Vihara Giriloka di Desa Gunung Kelir, Girimulyo. Patung Buddha disemayamkan di vihara, diikuti sembahyang, pembacaan paritta suci Waisak, dan dharma sakti.
6. Tradisi Waisak Lainnya
Selain tradisi di atas, terdapat pula tradisi lain yang dilakukan umat Buddha saat Waisak:
- Pindapatta: Memberi dana makanan kepada para bhikkhu/biksu sebagai wujud kebajikan.
- Memandikan Patung Buddha: Simbol pemurnian diri dari hal-hal buruk.
- Melepaskan Hewan: Sebagai simbol pembebasan dan welas asih.
- Menyalakan Lilin: Melambangkan penerangan dan pencerahan.
Baca Juga: 6 Makanan Khas Waisak yang Tradisional dan Enak Banget!
Kesimpulan tentang Tradisi Waisak
Tradisi Waisak di Indonesia mencerminkan harmoni antara spiritualitas dan budaya lokal. Perayaan ini bukan hanya momen untuk mengenang Sang Buddha, tetapi juga untuk memperkuat nilai-nilai luhur seperti welas asih, kedamaian, dan toleransi. Melalui berbagai tradisi yang unik dan bermakna, umat Buddha di Indonesia merayakan Waisak dengan khidmat, sukacita, dan harapan akan dunia yang lebih baik.
toprankmedia.id selalu hadir memberikan berita VIRAL, informasi terupdate, dan ulasan terpercaya seputar TOP 10 Brand yang relevan dengan kehidupan Anda. Ikuti selalu update terbaru dari kami, karena kami hadir untuk membuat Anda selalu #UpToDate.