Daftar Isi
Apa Itu Karoshi?
Karoshi, adalah istilah yang muncu; pada tahun 1969 setelah kematian seorang pekerja berusia 29 tahun di Jepang. Pekerja tersebut meninggal akibat mengalami serangan jantung akibat bekerja berlebihan.
Karoshi bukan hanya mencakup kematian fisik seperti serangan jantung atau stroke saja. Akan tetapi, budaya ini juga mencakup bunuh diri yang disebabkan oleh stres kerja yang berkepanjangan.
Fenomena ini menunjukkan betapa beratnya beban kerja yang harus ditanggung oleh banyak pekerja di Jepang. Tentu saja, hal ini seringkali mengorbankan kesehatan fisik dan mental mereka demi pekerjaan.
Baca Juga: Daftar Fenomena Astronomi September 2024, Siap Menghadapi Semuanya?
Penyebab Utama
Penyebab utama karoshi adalah jam kerja yang berlebihan dan minimnya waktu istirahat. Banyak pekerja di Jepang bekerja lebih dari 60 jam per minggu, dengan beberapa bahkan mencapai 110 jam per minggu. Tekanan untuk selalu berada di tempat kerja dan memenuhi target perusahaan membuat pekerja merasa harus mengorbankan waktu tidur dan istirahat mereka.
Berdasarkan laporan Japan Times, kesenjangan antara jumlah tidur ideal dan jumlah tidur yang sebenarnya diperoleh pekerja berdampak langsung pada kesehatan mereka. Ketika seseorang tidur dua jam kurang dari kebutuhan idealnya, risiko mengalami kantuk di siang hari, kesulitan berkonsentrasi, dan gangguan kesehatan lainnya meningkat drastis.
Selain itu, survei terhadap pekerja menunjukkan bahwa 78 persen dari mereka yang bekerja 60 jam atau lebih per minggu tidak mendapatkan tidur yang cukup. Kurangnya waktu tidur ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga mental. Banyak pekerja yang mengaku mengalami gejala depresi dan kecemasan akibat kurang tidur dan beban kerja yang terlalu tinggi.
Dampak Mengerikan dari Budaya Karoshi
Dampak karoshi sangat luas dan tidak hanya terbatas pada individu yang meninggal. Kematian akibat karoshi juga memiliki dampak besar pada keluarga yang ditinggalkan dan masyarakat secara keseluruhan.
Kasus-kasus seperti Matsuri Takahashi, seorang pekerja berusia 24 tahun yang meninggal karena bunuh diri setelah bekerja lebih dari 100 jam per bulan, menjadi simbol betapa seriusnya masalah ini. Karoshi tidak hanya mengambil nyawa pekerja, tetapi juga menghancurkan harapan dan kebahagiaan keluarga mereka.
Berdasarkan data terbaru, hampir 2.900 orang di Jepang bunuh diri pada tahun 2023 karena masalah yang berkaitan dengan situasi kerja mereka. Angka ini menunjukkan betapa besar tekanan fisik dan mental yang dihadapi oleh pekerja Jepang.
Sementara itu, upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini melalui undang-undang dan kebijakan baru masih menghadapi tantangan besar. Tantangan tersebut terutama dalam hal implementasi di tingkat perusahaan.
Baca Juga: Ini Batas Penutupan Pendaftaran CPNS yang Diperpanjang!
Upaya Mengatasi Karoshi
Pemerintah Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak karoshi, salah satunya dengan menerapkan Undang-Undang Pencegahan Kematian dan Cedera akibat Kerja Berlebihan pada tahun 2014.
Undang-undang ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong langkah-langkah pencegahan di tempat kerja. Namun, implementasi yang efektif masih menjadi masalah besar, terutama karena banyak perusahaan yang belum mematuhi aturan yang ada.
Contoh upaya lain adalah program “Premium Friday,” yang mendorong perusahaan untuk mengizinkan karyawan pulang lebih awal pada hari Jumat terakhir setiap bulan. Sayangnya, inisiatif ini belum sepenuhnya berhasil karena banyak perusahaan yang tidak sepenuhnya menerapkannya.
Solusi Alternatif
Untuk benar-benar mengatasi masalah karoshi, perlu ada perubahan mendasar dalam budaya kerja di Jepang. Perusahaan perlu lebih serius dalam memperhatikan kesehatan mental dan fisik karyawan mereka.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan menyediakan waktu istirahat yang cukup bagi karyawan.
Selain itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan teknologi seperti AI untuk memantau jam kerja dan memastikan karyawan tidak bekerja melebihi batas yang wajar.
Kunci lainnya adalah mengubah persepsi tentang kerja keras yang berlebihan sebagai sesuatu yang positif. Budaya yang menghargai keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi perlu ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat secara luas.
Baca Juga: Event Bulan September 2024, Festival Budaya Versi KEN!
Kesimpulan tentang Karoshi
Karoshi adalah fenomena tragis yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita dapat berupaya bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan aman bagi semua pekerja. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus berkolaborasi untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih efektif dalam mencegah kematian akibat kerja berlebihan, demi masa depan yang lebih baik bagi para pekerja di Jepang.
Dan untuk Anda yang ingin mendapatkan update terpercaya seputar News, Movie, Education, Otomotif, Electronic, Interior, Lifestyle, Finance, Beauty, Internet, Travel, Health dan Food, Anda dapat terus pantau toprankmedia.id. Disini, kami selalu menghadirkan informasi terkini dan terpercaya yang pastinya bermanfaat bagi Anda. Jangan lewatkan konten menarik lainnya hanya di toprankmedia.id!
Share this:
- Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
- Click to share on X (Opens in new window) X
- Click to share on Telegram (Opens in new window) Telegram
- Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
- Click to print (Opens in new window) Print
- Click to share on X (Opens in new window) X