Oke, tarik napas dulu. Karena apa yang akan Anda baca bukan sekadar soal lokasi Upacara HUT ke-80 RI, tapi juga cerminan prioritas, strategi politik, dan… sedikit drama ibu kota baru. Jadi begini. Tahun ini, 17 Agustus 2025, Indonesia resmi menginjak usia ke-80 tahun. Momentum langka, mengingat tak semua negara bisa mencapai usia kepala delapan dengan semangat yang masih menyala.
Tapi satu hal yang membuat sebagian orang bertanya-tanya: kenapa bukan di Ibu Kota Nusantara (IKN) lagi? Bukankah tahun lalu sudah dimulai di sana? Bukankah itu simbol peralihan era?
Jawabannya tidak satu kalimat. Tapi mari kita bedah satu per satu—dengan gaya yang santai tapi substansial.
Daftar Isi
Jakarta Comeback: IKN Belum Siap atau Belum Tegas?
Kembali ke Jakarta untuk Upacara HUT RI ke-80 bukan tanpa alasan. Melansir dari tempo.co, Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro menyebut alasan klasik nan krusial: “IKN sedang dibangun. Fokus dulu ke konstruksi.” Bahasa politiknya? Pragmatis dan realistis.
Dan memang, kalau kita lihat dari balik panggung, menggelar upacara kenegaraan skala nasional bukan sekadar urusan tenda dan karpet merah. Ini soal infrastruktur pendukung, keamanan, logistik tamu negara, hingga… sinyal telepon. Belum semuanya tersedia secara memadai di IKN.
Tapi benarkah hanya karena “belum siap”?
Prabowo, IKN, dan Tanda-Tanda yang Terbaca
Di balik keputusan ini, ada tafsir yang menarik. Pengamat politik Siti Zuhro dari BRIN blak-blakan menyebut bahwa IKN bukan prioritas utama pemerintahan Prabowo-Gibran. Asta Cita Prabowo? Tidak menyebut IKN secara eksplisit. Fokusnya ada di swasembada pangan, energi, dan hilirisasi industri.
“Walau kampanyenya membawa semangat melanjutkan Jokowi, programnya menunjukkan arah baru,” kata Siti. (masih bersumber dari Tempo.co)
Maka, ketika upacara dipindah kembali ke Jakarta, ini bukan sekadar urusan teknis. Ini bisa dibaca sebagai pesan politik: Jakarta masih ibu kota, dan Prabowo tak sedang buru-buru menggantinya.
Baca Juga: Top 10 Rekomendasi Film tentang Kemerdekaan Indonesia, Keren Semua!
Soal Efisiensi: Panggung Besar Butuh Biaya Besar
Dosen politik UIN Jakarta, Adi Prayitno, juga menyentil soal penghematan. Upacara di IKN butuh logistik lebih. Pesawat charter pejabat, akomodasi di tengah pembangunan, hingga konektivitas yang belum prima. Sementara Jakarta? Sudah siap dari sononya.
Anggota DPR dari PKB, Mohammad Toha, bahkan menyebut pemindahan lokasi upacara ke IKN itu “kurang efisien dan terlalu mewah di tengah anggaran yang terbatas.” Jadi, dalam tahun pertama pemerintahan baru, wajar jika pemerintah memilih cara paling aman dan hemat: tetap di Jakarta.
Sisi Emosional: Jakarta dan Kenangan Nasional
Selain faktor teknis dan politik, mari kita lihat dari sisi emosional. Jakarta, dengan segala kemacetan dan polusi, tetap punya nilai simbolis dalam sejarah kemerdekaan. Di sinilah proklamasi dibacakan. Di sinilah parade kenegaraan pertama digelar. Istana Negara di Jakarta bukan hanya bangunan, tapi memori kolektif bangsa.
Menggelar peringatan ke-80 di Jakarta, yang angka 80 sendiri terasa begitu simbolik—adalah cara untuk menghormati masa lalu sebelum benar-benar melangkah ke masa depan.
IKN Masih Punya Panggung, Meski Bukan Panggung Utama
Tenang. Bukan berarti IKN dilupakan. Otorita IKN tetap menyiapkan perayaan lokal: lomba, upacara, dan aktivitas kultural. Tapi belum menjadi panggung utama nasional. Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, masih menunggu “arahan pusat.”
Bahasa halus dari “kita lihat nanti apakah tahun depan lebih siap.” (kali ini melansir dari cnnindonesia.com)
Baca Juga: Ide Dekorasi 17 Agustus yang Unik, Mewah dan Mudah Dicari!
Tema dan Logo Upacara HUT Ke-80 RI
Satu hal yang bikin penasaran: tema dan logo resmi HUT ke-80 RI. Biasanya sudah diumumkan jauh-jauh hari.
Tapi tahun ini, prosesnya lebih panjang. Presiden Prabowo dijadwalkan meluncurkan tema dan logo secara langsung di Istana, lalu disebarluaskan melalui Car Free Day Sudirman-Thamrin dengan bagi-bagi suvenir. Merakyat, tapi tetap elegan.
Desain logo-nya juga spesial. Dirancang lewat sayembara tertutup bersama ADGI dan Kemenparekraf.
Jadi besar kemungkinan desainnya segar, estetik, dan penuh makna simbolik. Pantau terus, siapa tahu ada “Eighty is the New Independence” atau tagline-tagaline sekeren itu.
Nah, Kabar baik (atau buruk tergantung perspektif): 17 Agustus 2025 jatuh di hari Minggu. Artinya: tidak ada tambahan cuti bersama. Jadi jangan harap long weekend. Tapi dua hari libur tetap cukup buat nonton upacara, makan nasi kuning, atau ikut lomba tarik tambang di RT masing-masing.
Baca Juga: Sudah Tahu Sejarah, Makna dan Keunikan Tumpeng 17 Agustus?
Upacara HUT Ke-80 RI: Jakarta atau IKN, Esensinya Tetap Sama
Mau di Jakarta atau di IKN, esensi perayaan kemerdekaan tetap sama: mengenang perjuangan, merayakan persatuan, dan menatap masa depan. Dan justru dengan keputusan kembali ke Jakarta, kita sedang diajak melihat realita dengan jernih: bahwa perubahan besar seperti pemindahan ibu kota, tak bisa hanya disambut simbol, tapi harus ditopang kesiapan nyata.
IKN mungkin masa depan. Tapi Jakarta, setidaknya untuk saat ini, masih rumah tempat kita berkumpul sebagai satu bangsa.
toprankmedia.id selalu hadir memberikan berita VIRAL, informasi terupdate, dan ulasan terpercaya seputar TOP 10 Brand yang relevan dengan kehidupan Anda. Ikuti selalu update terbaru dari kami, karena kami hadir untuk membuat Anda selalu #UpToDate.