Merasa kesulitan dan bingung dalam menyusun laporan keuangan merupakan salah satu kendala yang terkadang menimpa pebisnis pemula. Oleh sebab itu, banyak yang bertanya bagaimana sebenarnya cara membuat laporan keuangan yang benar dan juga mudah.
Pelaku bisnis dituntut untuk mengeluarkan laporan keuangan yang reliabel. Karena, hal tersebut laporan keuangan memiliki banyak sekali manfaat baik bagi kamu sendiri selaku pemilik bisnis dan juga pihak eksternal, seperti investor, kreditur, dan pemerintah.
Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Tahun 2015, yakni penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Baik usaha kecil maupun besar harus memiliki laporan keuangan yang dibuat pada setiap periode. Ibaratnya, laporan keuangan merupakan jantung dari sebuah bisnis.
Sebagai pengusaha, kamu harus bisa membaca dan memahaminya untuk menilai kinerja perusahaan dan mengetahui kondisi keuangannya sehingga nantinya bisa diambil keputusan bisnis untuk selanjutnya dengan tepat berdasarkan laporan tersebut.
Umumnya, laporan keuangan akan dikeluarkan setahun sekali pada akhir periode akuntansi. Bahkan ada juga yang membuat laporan keuangan sebulan sekali atau lebih dari itu. Namun, laporan tersebut biasanya bersifat internal dan tidak dipublikasikan secara luas.
Daftar Isi
- 10 Cara Membuat Laporan Keuangan Secara Sederhana
- 1. Mengumpulkan dan Mencatat Transaksi Perusahaan
- 2. Membuat dan Memindahkan Jurnal ke Buku Besar
- 3. Membuat dan Menyusun Neraca Saldo
- 4. Mengumpulkan Data dan Membuat Jurnal Penyesuaian
- 5. Menyusun dan Membuat Neraca Lajur
- 6. Menulis dan Membuat Laporan Keuangan
- 7. Mencatat Pendapatan dan Pengeluaran Laba-Rugi
- 8. Mencatat Pendapatan dan Pengeluaran Arus Kas
- 9. Membuat Jurnal Penutup
- 10. Membuat Neraca Saldo setelah Penutupan
10 Cara Membuat Laporan Keuangan Secara Sederhana
Bagi kamu yang bingung membuat laporan keuangan yang baik dan benar seperti apa. Dibawah ini kami punya cara untuk membuat laporan keuangan secara sederhana. yang baik dan benar, diantaranya:
1. Mengumpulkan dan Mencatat Transaksi Perusahaan
Cara membuat laporan keuangan yang pertama, yaitu mencatat transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada jurnal. Transaksi adalah kegiatan umum yang dilakukan oleh perusahaan, baik pembelian, penjualan, penukaran barang, sewa ataupun transaksi lainnya.
Bukti transaksi adalah hal yang sangat penting tidak boleh hilang. Bukti transaksi dasar pencatatan, bentuknya berupa nota, kwitansi, faktur ataupun lainnya. Semua transaksi yang berkaitan dengan aktivitas operasional harus dicatat dalam jurnal dengan rinci.
2. Membuat dan Memindahkan Jurnal ke Buku Besar
Setelah membuat jurnal, langkah kedua yaitu membuat jurnal ke dalam buku besar. Buku besar merupakan rincian dari setiap akun-akun yang ada pada perusahaan.
Cara memposting jurnal ke buku besar bukanlah hal yang sulit, kamu tinggal memindahkan transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke akun-akun yang sesuai. Tujuannya yaitu meringkas data transaksi di dalam jurnal umum atau jurnal khusus. Nantinya, buku besar ini akan dijadikan sumber data dalam pembuatan laporan keuangan.
3. Membuat dan Menyusun Neraca Saldo
Cara menyusun laporan keuangan selanjutnya, membuat buku besar dan menyusun neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar keseluruhan data jenis akun beserta saldo total di setiap akun yang disusun secara sistematis untuk data perusahaan.
Adapun sumbernya berasal dari buku besar pada periode waktu tertentu. Daftar rekening pada buku besar dikelompokkan ke dalam kelompok pasiva atau kelompok aktiva.
4. Mengumpulkan Data dan Membuat Jurnal Penyesuaian
Ada beberapa transaksi yang mungkin belum tercatat atau transaksi terjadi di akhir saat tahap pembuatan laporan keuangan. Dan masih ada yang tidak sesuai dengan keadaan di akhir periode, sehingga data tersebut dikumpulkan untuk membuat jurnal penyesuaian.
Jurnal ini untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan yang akan menunjukkan keadaan sebenarnya, sebelum penyusunan laporan keuangan. Jurnal penyesuaian berperan dalam pengukuran performa perusahaan. Jurnal penyesuaian menyajikan data keuangan sebuah perusahaan, sehingga komisaris perusahaan dapat memperhitungkan langkah selanjutnya.
5. Menyusun dan Membuat Neraca Lajur
Untuk mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan, maka kamu perlu menyusun neraca lajur atau kertas kerja yang dimulai dari data yang ada pada neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang diperoleh dari jurnal penyesuaian.
Selanjutnya, saldo yang sudah disesuaikan akan terlihat pada kolom neraca saldo yang telah disesuaikan. Ini merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba. Sebenarnya neraca lajur ini sifatnya tidak formal, bukan termasuk jenis laporan keuangan. Namun, hal tersebut akan mempermudah Anda saat membuat laporan keuangan.
*Baca Juga:
- Cara Screenshot di Laptop dan PC dengan Mudah
- Cara Membuat Google Form di HP atau Laptop
- Cara Nabung Emas yang Benar Agar Cuan Banyak
6. Menulis dan Membuat Laporan Keuangan
Cara yang keenam, yaitu membuat laporan keuangan sesuai dengan alur dan urutan secara benar. Selanjutnya laporan yang sudah di buat pada neraca lajur tinggal ditulis dengan rapi sesuai ketentuan atau standar laporan keuangan.
Perihal ini, neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca atau laporan laba rugi. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sangat penting, sebab mencerminkan kinerja perusahaan dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
7. Mencatat Pendapatan dan Pengeluaran Laba-Rugi
Saat sedang membuat laporan keuangan, terdapat proses pencatatan laporan laba rugi. Laporan ini berfungsi untuk menunjukan pendapatan, biaya modal barang, pengeluaran operasional, laba kotor dan laba bersih dari suatu perusahaan.
Perlu untuk diketahui jika laporan ini yaitu laporan awal yang harus dikerjakan sebelum laporan lainnya, sebab laba bersih suatu perusahaan menjadi patokan paling utama sebelum elemen-elemen lain pada laporan lainnya dapat dibuat.
8. Mencatat Pendapatan dan Pengeluaran Arus Kas
Laporan arus kas sangat penting untuk keberlangsungan usaha, terutama perusahaan. Sebab kamu akan bisa mengetahui bagaimana kondisi perusahaan tersebut, apakah dalam kondisi untung atau merugi. Laporan arus kas atau cash flow berisi rincian yang menunjukan jumlah pemasukan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
9. Membuat Jurnal Penutup
Setelah selesai menyusun laporan keuangan, kamu pula perlu membuat jurnal penutup. Ini merupakan entri yang disusun di akhir periode akuntansi untuk menjadikan semua akun sementara menjadi nol dan memindahkan saldonya ke akun permanen.
Rekening sementara ditutup dan di-reset pada akhir tahun. Kegiatan ini disebut dengan tutup buku. Akun sementara, yaitu akun laporan laba rugi yang digunakan untuk melacak aktivitas akuntansi selama periode tertentu. Sedangkan akun permanen, yaitu akun neraca guna melacak aktivitas yang berlangsung lebih lama dari periode akuntansi.
10. Membuat Neraca Saldo setelah Penutupan
Untuk memastikan saldo debit dan kredit rekening yang terbuka seimbang, Kamu perlu membuat neraca saldo setelah penutupan. Ini berisi rekening nyata, bukan nominal yang sudah ditutup, sehingga akun yang dimasukkan ke dalam neraca saldo akun nyata.
Akun-akun rekening sebelumnya tidak perlu dimasukkan kedalam neraca saldo setelah penutupan, karena saldo telah di-nolkan dengan bantuan jurnal penutupan.
Setelah mengetahui cara menyusun laporan keuangan, cobalah untuk mulai membuat laporan keuangan sendiri. Dengan memiliki laporan keuangan, kamu bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk mempermudah dalam mengambil keputusan.
Performa bisnis yang kamu kelola akan lebih baik jika sudah berhasil mengontrol keuangan di perusahaan. Mulai dari pemasukan dan pengeluaran bahkan untuk hal kecil di perusahaan untuk selalu dicatat dalam laporan keuangan supaya terkontrol dengan baik.